850 Mahasiswa IAIN Laksanakan KKN Dalam Pulau Ambon
850 Mahasiswa IAIN Laksanakan KKN Dalam Pulau Ambon
Total keseluruhan mahasiswa yang mengikuti pembekalan
KKN tahun ini sebanyak 850 mahasiswa, jumlah tersebut tidak jauh berbeda dengan
tahun-tahun kemarin, hanya saja untuk tahun ini kita fokuskan ke kota ambon
yakni pada Kecamatan Teluk dalam, Kecamatan Baguala, Kecamatan Sirimau dan
Kecamatan Nusaniwe karena berkaitan dengan adanya even nasional MTQ ke-XXIV,
untuk membantu masyarakat dan juga ada program Pemerintah Kota (Pemkot) yang
perlu kita dukung, ungkap ketua panitia Drs. H. Hadi Basalamah, M. Fil, kepada Suara Ekspresi diruang kerjanya, selasa
(1/5).
Jadi karena pentingnya even nasional ini, sehingga
lokasi KKN kita fokuskan ke kota, akan tetapi tidak seluruhnya mahasiswa yang
mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) ini kita tempatkan di kota, melainkan ada
juga kita tempatkan pada pesisir atau luar kota ambon, seperti pada Kecamatan
Maluku Tengah (Malteng) Pulau Ambon, diantaranya Kecamatan Leihitu, Kecamatan
Leihitu Barat, dan Kecamatan Salahutu, tambahnya.
Untuk program pelaksanaan KKN dilapangan, nantinya
mahasiswa bersama-sama melakukan programnya dengan masyarakat di lokasi yang
ditempati atau desa setempat, “ jadi nantinya mahasiswa dia survei lokasi,
melaksanakan program dengan masyarakat, dan bersama-sama bekerja membantu
masyarakat “, untuk program mahasiswa tidak bisa kita tentukan sebab itu
tergantung kebutuhan di lapangan nanti seperti apa, sesuai dengan kemampuan
mereka, selain itu juga dapat mendorong,
memotifasi, serta ikut berpartisipasi membantu masyarakat, tandas Basalamah
yang juga menjabat sebagai ketua Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM), di
lingkup IAIN Ambon.
Ditambahkan untuk KKN sendiri berlangsung selama dua
bulan, pembekalan selama dua hari, dan pelepasan pada hari rabu (2/5), tetapi
nanti kita melakukan koordinasi dengan pemerintah kota supaya ada penerimaan,
untuk diserahkan ke kecamatan, setelah itu barulah diturunkan ke kelurahan atau
desa-desa sehingga ketika mehasiswa ini turun, pemkot, camat dan desa mereka
juga tau, pungkasya.
Kendala dalam pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) ini
pasti ada, yakni nantinya pada pengontrolan mahasiswa di lapangan oleh
pembimbing, desa atau kelurahan yang di tempati, serta dari panitia sendiri,
untuk memonitor sebab untuk lokasi kota ambon nanti kita tempatkan mahasiswa di
rumah-rumah warga dan karena memang berdekatan dengan tempat tinggal mahasiswa,
jadi mereka bisa pulang pergi ke lokasi dimana mahasiswa ini ditempakan, namun
kita sudah mengantisipasi hal tersebut, sedangkan untuk mahasiswa KKN yang kita
tempatkan di pesisir atau luar kota, nantinya mereka juga akan diterima di
rumah wagra namun itu akan di atur oleh kepala desa setempat atau mungkin di
kasi kos rumah biar tidak menyusahkan warga, meski demikian kita tetap
memberikan kontribusi walupun kecil sehingga masyarakat setempat tidak
menanggung seluruhnya, akui Basalamah.
Diharapkan setelah mahasiswa ditempati di lokasi yang
ditentukan akan ada perubahan dalam artian bahwa, sebelum mereka datang, setelah
mereka datang, dan ketika mahasiswa kembali dari KKN, ada perubahan pada lokasi
yang ditempati, dan kalau memang sudah ada perubahan pada lokasi yang
ditempati, ketika mereka kambali nantinya akan lebih bagus lagi dalam arti
bahwa tidak sia-sia apa yang diperbuat mahasiswa dalam mengabdikan diri kepada
masyarakat, “ yang terpenting adalah
bagaimana mahasiswa seketika berada di lokasi KKN yang ditempatinya, dia bisa menjaga nama baik lembaga atau kampus
ini “, ingat dia. (M3)
Komentar