IAIN Ambon Pilih Presma Baru
IAIN Ambon Pilih Presma Baru
AMBON - Pagi itu, Senin 28 Mei 2012, lingkungan kampus hijau
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ambon, yang terletak di jalan Dr Tarmizi
Taher, desa Batu Merah, Kecamatan Sirimau, Batu nampak berbeda dengan hari-hari
biasanya, mondar-mandir mahasiswa dan dosen pun terlihat, kesibukan yang jarang
dijumpai.
Dari statusnya yang masih Sekolah
Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Ambon, hingga berubah status menjadi Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) Ambon, perguruan tinggi ini terhitung sudah enam kali
mengadakan proses pemilihan Presiden Mahasiswa (Presma),.
Nampaknya kesibukan tersebut
merupakan kelanjutan dari perhelatan akbar yang diadakan satu tahun sekali
yakni, pemilihan presiden mahasiswa
(Presma) periode 2012-2013, yang diikuti oleh dua pasangan calon Persma,
masing-masing, Mustamar Rumatiga dengan pasangannya La Ichsan Djali (MUTIARA)
dengan nomor ururt 1 dan nomor urut 2 Sukamal Latupono berpasangan Juzri Wael
(SALJU).
Dua pasangan kandidat yang
mencalonkan diri sebagai presiden mahasiswa yaitu, (1) Mustamar Rumatiga, (2)
Sukamal Latupono, yang masing-masing Presiden (Pres), dipasangi oleh satu orang
Sekertaris Jendral yakni, Ahmad Rahanyaan (Casekjen) untuk pasangan MUTIARA,
dan Eran Syahrir Renhoran (Casekjen) untuk pasangan SALJU.
Pemilihan Presiden Mahasiswa yang
berlangsung secara demokratis ini, diikuti oleh seluruh mahasiswa yang namanya
telah terdaftar sebagai peserta pemilih dalam database dari 3 Fakultas yakni, Fakultas Tarbiyah, Fakultas Syari’ah, dan
Fakultas Dakwah dan Ushuluddin.
Sebelumnya pada pekan lalu, masing-masing
kandidat telah berkampanye dalam lokasi kampus IAIN, guna menyampaikan visi dan
misinya serta program-programnya ke depan, bahkan menurunkan jurkam-jurkam
andalannya untuk berkampanye di depan mahasiswa, seraya ingin mendapatkan
dukungan suara sebelum proses pemilihan dilaksanakan.
Dari pantauan Suara Ekspresi
senin lalu, terdapat 3 Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang dibagi sesuai dengan nama
tiga Fakultas yang ada di kampus IAIN Ambon yakni, TPS Tarbiyah, TPS Syari’ah,
dan TPS Dakwah dan Ushuluddin (Dakus).
Untuk TPS Syari’ah dan TPS Dakus,
berada pada lantai 2 gedung kuliah lama Fakultas Dakwah dan Ushuluddin atau
yang lebih dikenal akrab mahasiswa dengan sebutan gedung kembar Fakultas Dakus,
yang masing-masing Tempat Pemungutan Suara (TPS) menggunakan ruang kelas
terpisah. Sedangkan untuk TPS Tarbiyah, berlokasi pada lantai dasar Fakultas
Tarbiyah sendiri dengan menggunakan satu ruangan.
Proses pemungutan suara mulai
berjalan sekitar pukul 09.00 WIT dan dilakukan secara serentak di masing-masing TPS. Agar tidak terjadi
kecurangan, dua pasangan calon presma ini, menurunkan para saksinya untuk
mengawasi jalannya pemilihan tersebut.
Disamping itu juga, demi menjaga
kelancaran dan ketertiban selama berlangsungnya proses pemilihan, proses
pengamanan sepenuhnya di ambil alih oleh Racana dan Menwa yang tergabung dalam
devisi keamanan kampus, dan di tempatkan di tiap-tiap TPS guna mengantisipasi
hal-hal yang tidak di inginkan.
Kegiatan yang berlangsung selama
sehari ini, tidak sampai mengganggu aktifitas perkuliahan antara mahasiswa dan
dosen yang berjalan seperti biasanya di kampus hijau tersebut, sehingga mahasiswa
dan dosen tidak terganggu dengan aktifitasnya.
Usai pemungutan, sekitar pukul
17.00 WIT, serentak proses pemilihan di masing-masing TPS sesuai dengan
kesepakatan, dinyatakan ditutup dan selang beberapa menit, kotak surat suara
dari TPS Tarbiyah dibawa menuju gedung kembar (gedung lama fakultas dakwah dan
ushuluddin), dan di amankan bersamaan dengan kotak surat suara TPS Syari’ah dan
Dakus.
Gedung kembar ini pun di
sterilkan oleh divisi keamanan kampus agar tidak adanya gangguan, mahasiswa
yang tidak memiliki kepentingan di arahkan untuk tidak masuk ke dalam gedung
dan menunggu di luar.
Tibalah saat yang di
tunggu-tunggu mahasiswa, untuk segera mengetahui siapakah yang akan menduduki
kursi kepresidenan di kampus hijau, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ambon.
Proses perhitungan surat suara dilakukan secara bertahap dari tiga kotak surat
suara yang ada.
Sesuai dengan data yang kami
terima, jumlah peserta pemilih pada TPS Tarbiyah 822, TPS Syari’ah 359 pada TPS
Dakus 254 pemilih. Dari jumlah peserta pemilih, tidaklah sebanding dengan
jumlah mahasiswa yang terdata dalam database, bisa jadi mereka memilih golput
atau mungkin sakit atau ada halangan dan sebagainya.
Untuk TPS Tarbiyah, nomor urut
(1. MUTIARA) memperoleh 548 suara, sedangkan pasangan nomor urut (2. SALJU)
peroleh 270 suara. Pada TPS Syari’ah (1. MUTIARA) peroleh 223 suara, (2. SALJU)
sebanyak 134 suara. Untuk TPS Dakus, pasangan (1. MUTIARA) peroleh 161 suara, dan pasangan (2. SALJU) memperoleh
91 suara. Maka pasangan nomor urut 1 (MUTIARA) memperoleh suara terbanyak
yakni, 932 suara, dan pasangan nomor urut 2 (SALJU) memperoleh 495 suara.
Sedangkan surat suara yang rusak dan dinyatakan tidak sah sebanyak 10 suara.
Sempat terjadi ketegangan dalam
ruangan akibat dari salah seorang saksi yang mengatakan bahwa adanya
penggelembungan suara dari salah satu kandidat namun, tidak di dapati bukti
yang valid untuk membuktikan itu.
Setelah melihat dari jumlah suara
yang ada dan setelah melewati kebijakan, maka dibacakan surat keputusan oleh
ketua Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa (KPUM), Ramal Tomanusa bahwa pasangan dengan
nomor urut 1 (MUTIARA) menang mutlak dengan jumlah 932 suara, dan selanjutnya
akan di proses lebih lanjut. (M3)
Komentar