Rektor Lantik Pengurus BEM IAIN Ambon
Rektor :
Semua Kegiatan BEM Harus Bersinergi
Dengan Lembaga
AMBON - Rektor IAIN Ambon, Drs. Hasbullah Toisuta, M.Ag, Rabu
(18/7), melantik pengurus baru Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Ambon periode 2012 - 2013, yang
dilanjutkan dengan Rapat Kerja (Raker) oleh BEM dalam mengatur dan menyususn
program kerja, yang berlangsung sehari di Aula kampus hijau tersebut.
Presiden Mahasiswa (Presma)
periode 2011 - 2012, Malik Raudiya Tuasamu, dalam sambutannya mengucap selamat
atas dilantiknya pengurus BEM yang baru. “Saya berharap BEM dapat menjalankan
program-program kerjanya dengan baik dan sejalan dengan pihak Institut,” tutur
Tuasamu, yang telah menyelesaikan yudisium untuk wisuda.
Dirinya menghimbau kepada seluruh
mahasiswa agar selalu dan tetap mendukung setiap program Presma yang sudah
pasti akan membawa lembaga pendidikan ini kedepan lebih baik dari hari kemarin,
singkatnya.
Ditempat yang sama, Mustamar
Rumatiga, Presiden Mahasiswa periode 2012 - 2013 mengaku merasa sangat senang
atas kehadiran rektor dalam acara pelantikan tersebut. “Saya merasa bersyukur bisa
berkomunikasi lebih dekat dengan rektor. Padahal kalau mau dilihat beliau
sangat sibuk akhir-akhir ini tetapi beliau dapat meluangkan waktunya untuk
menghadiri acra ini. Ini sungguh suatu kebanggan dan kehormatan untuk kami,”
aku Rumatiga.
Dirinya mengaku, Badan Eksekutif
Mahasiswa (BEM) IAIN Ambon, akan bekerja dengan baik dan mengatasi problem atau
masalah mahasiswa serta membantu lembaga untuk memajukan dan mengembangkan IAIN
Ambon kedepan, pungkasnya.
Sementara itu, Drs. Ismail
Rumadan,MH, dalam sambutannya mengatakan, BEM adalah perpanjangan tangan dari
Intitusi. “Bukan lawan, sehingga ketika ada masalah, segeralah konsultasikan
dengan pihak kemahasiswaan,” aku Rumadan, selaku Pembantu Rektor (Purek) III
Bidang Kemahasiswaan IAIN Ambon.
Dikatakan saat ini semua hal yang
baru terjadi di IAIN Ambon. “Kita punya rerktor baru, mahasiswa baru, dan pengurus
BEM baru.” Ini suatu kebanggaan untuk IAIN yang terus berbenah untuk menjadi
lebih baik lagi. Olehnya itu, ketika ada masalah, jangan selalu
menyelesaikannya dengan demo dan sebagainya, tetapi marilah kita duduk dan
mencari jalan keluar dari maslah itu bersama-sama, tutur Rumadan.
Semoga dengan dilantiknya
pengurus BEM periode 2012 - 2013, dapat membantu Institut dalam membangun IAIN
Ambon kedepan yang lebih maju dan berkembang. Menjalankan program-program yang
mengarah kepada pengembangan mutu dan kualitas mahasiswa, dan tentunya kepada
IAIN Ambon, harap dia.
“Kemarin saya di undang oleh
Dirjen Ispektorat Jenderal untuk hadir mengikuti kegiatan Gerakan pengawasan
(Gerwan) dari tanggal 16 - 18 Juli yang penutupannya pada hari ini. “Ketika di
telepon, saya katakana bahwa saya ini di undang oleh presiden mahasiswa saya.
Maka dari itu, saya lebih memilih undangan saudara presiden dari pada
menghadiri undangan dirjen,” tutur Rektor IAIN Ambon, Drs. Hasbullah Toisuta,
M.Ag sebelum membuka sambutannya.
Bukan berarti Dirjen itu tidak
penting, tetapi kita juga wakilkan kepada Wakil Rektor (Warek) II, untuk
menghadiri acara Gerakan Pengawasan (Gerwan), karena sekarang ini seluruh
penyelenggaraan pemerintahan itu, di awasi dari berbagai segi. “Jadi
tembok,jendela itu punya mata dan telinga.sehingga kita tidak bisa bebas
seenaknya saja melakukan penyelewengan,” ingat Toisuta kepada para undangan
yang hadir dalam pelantikan tersebut.
Dikatakan, bagi dirinya
organisasi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), mahasiswa, dan semua UKK,UKM yang
ada adalah merupakan subsistim dari totalitas sistim kerja yang ada di IAIN. Sistim
yang dimaksud artinya, susunan yang berfungsi dan bergerak.
Hasbullah mencontohkan, kalau salah satu subsistim itu tidak bergerak,
maka sistimnya pasti akan rusak, “Olehnya itu, totalitas sistim misalnya,
Rektor, Wakil Rektor, Dekan, Pembantu Dekan, termasuk Mahasiswa dan BEM serta seluruh
komponen UKM dan UKK yang ada, merupakan subsistim dimana paling bergantung
dari satu dengan yang lainnya.Ini yang lebih penting.”
Dalam sambutannya, orang nomor
satu di IAIN Ambon ini, menawarkan beberapa hal yang nantinya menjadi menarik
di tengah - tengah suasana rapat kerja BEM. Pertama, dirinya menginginkan
pengurus BEM yang telah dilantik untuk segera bekerja. “Luar biasa ketika saya
melihat pengurus BEM yang susunan kabinetnya
mungkin melebihi susunan kabinet (SBY) Indonesia Bersatu jilid II, gurau
Toisuta kepada mahasiswa
Sebab semua departemen yang ada
dalam BEM, kalau di optimalkan secara maksimal untuk kepentingan lembaga, maka
kampus ini tidak akan pernah tidur karena disibukkan dengan suasana - suasana
akademik, ingin dia.
Dikatakn, pada zaman seperti ini,
adalah zaman dimana orang - orang berpikir untuk meningkatkan kualitas. “Saya
sering prihatin, sebab di tengah kesibukan para mahasiswa untuk mengembangkan
potensi dirinya, kita di IAIN ini terkenal di Pemerintah Daerah sebagai jago
demo”. Bahkan mungkin ada orang lain yang menggunakan mahasiswa kita,membayar
mahasiswa kita untuk demo demi kepentingan orang lain.” Ini yang
memperihatinkan saya, ucap Toisuta selaku pimpinan Institut.
Oleh karena itu coba dikaji, apakah
kegiatan - kegiatan ini bermanfaat untuk kapasitas pengembangan intelektual dan
nalar saudara - saudara. “Tanggung jawab Badan Eksekutif Mahasiswa adalah melakukan
penalaran, pembinaan dan pengembangan kemahasiswaan.” Coba ini di kaji kembali
dalam Rapat Kerja (Raker), sehingga hasil dari rumusan - rumusan rapat kerja menjadi
program kerja yang bisa di aplikasikan dalam tahun kepengurusan BEM tahun ini,
tandasnya.
Ditambahkan, pada beberapa Universitas
ternama, masa orientasi mahasiswa baru, itu sudah sangat jauh berbeda dengan
yang ada di Kota Ambon. “Kita disini membuat mahasiswa baru laksana seorang
badut, misalnya memakai kaos kaki dengan warna yang berbeda.” Ini memandakan
bahwa mahasiswa tidak kreatif, aku Toisuta.
Sambungnya, bagaiamana
mengenalkan kampus kita secara Akademik kepada mahasiswa baru, jika dia datang
mengikuti Orientasi Pengengenalan Kampus (opak), kemudian kita jadikan dia badut.
“Saya ingin supaya mahasiswa baru yang akan Opak nanti, semua tampil pakai dasi
dan jas agar berwibawa.” Sehingga ketika dia datang ke kampus juga senang,
bahwa dia menjadi mahasiswa yang dihargai selayaknya kaum intelektual, harap
Toisuta.
Bukan itu saja, kita juga bisa
datangkan para pakar seperti Mario Teguh, untuk memberikan motifasi agar
mahasiswa mengenal dirinya, dan bagaimana mempersiapkan dirinya untuk jangka
panjang ke depan. “Kita atur saja. Silahkan dirancang Opak itu jalannya seperti
kita di dalam ruang ini, dan kita datangkan para pakar untuk memberikan
motifasi.” Bukan hanya sekedar kita memperkenalkan Jurusan dan sebagainya tapi,
lebih menanamkan semangat untuk bagaimana menjadi mahasiswa kebanggan, imbuh
dia.
“Jangan jadikan dia seperti
badut. Akibatnya nanti dia tidak punya rasa semangat untuk menjadi mahasiswa
IAIN.” Ini beberapa transpormasi atau perubahan yang sudah dilakukan di kampus -
kampus yang lebih maju. “Artinya kalau kita ingin maju, tinggalkan tradisi lama
dan kita mencoba menggalang pola - pola baru,” tegas Toisuta.
Wakil Rektor III telah mnagtakan
bahwa, diantara semua pedoman - pedoman yang akan digodok oleh Kementrian
Agaman yang telah dibahas di Jakarta diantaranya seperti, pedoman orientasi dan
sebagainya. “Yang saya berikan adalah suatu pemikiran yang sekiranya dalam
rapat kerja, dapat menyusun program - program yang lebih menyentuh kebutuhan
mahasiswa itu sendiri.
Jangn strukturnya sudah cukup
gemuk tapi miskin fungsi. “Departemen yang ada dalam stuktur BEM saja ada
sekitar 30 departemen yang tadi saya lihat. Kalau miskin fungsi dan tidak ada
kegiatan, itu istilahnya oferbody. Kelebihan body namun isinya sudah tidak ada.”
Karena itu coba di kaji lagi sehingga program yang dihasilkan dalam 1 tahun ini
ril. “Sebab inti dari keberadaan BEM adalah dia harus menjadi stabilitator dan
dinamitator kondisi kampus ini.” Ini yang menjadi sangat penting.
Menurutnya, BEM adalah organisasi
tertinggi yang membawahi beberapa UKK dan UKM. Olehnya itu setiap kegiatan
organisasi dibawah BEM, harus berpengetahuan yang berarti harus bersinergi. “Jangan
sampai keberadaan BEM itu redup oleh kegiatan UKK.” Ini harus di evaluasi
sehingga posisi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) sebagai Top organisasi, yang
membawahi UKK dan UKM, harus lebih mewarnai kgieatan kemahasiswaan yang ada di
kampus ini, aku Toisuta seraya memberi bahan diskusikan dalam rapat kerja BEM.
Sebentar lagi kita akan memasuki
bulan ramadhan. “Kalau dulu saya masih aktifis, saya ini ketua senat mahasiswa
Fakultas Syari’ah IAIN Ambon.” Jika ramadhan tiba, kita buat “Ramadhan In Campus”,
dimana kita akan mengundang orang - orang atau para penceramah dari luar yang
waktu itu dari kanwil kementrian agama untuk mengisi kegiatan pada ramadhan in
campus,.
Karena itu saya mengatakan bahwa,
kampus ini harusnya tidak boleh tidur selama 24 jam. Artinya selalu disibukkan
dengan kegiatan - kegiatan BEM yakni, kegiatan kemahasiswaan. “Matahari boleh
tenggelam di wilayah lain. Tapi maatahari tidak boleh tenggelam di wilayah IAIN
Ambon.” Artinya apa? malam harus seperti siang dan siang harus seperti malam. Jadi
ada tadarusan, ada kajian - kajian sehingga warna, iklim dan aura akademik itu
senantiasa ada di dalam kampus selama ramadhan. Ini yang kita inginkan, tutur
Toisuta.
Apa yang disampaikan oleh Wakil
Rektor III bahwa, totalitas yang masuk ke IAIN kebanyakan 60 persen diantaranya
dari Sekolah Menengah Atas (SMA). Ini juga tantangan bagi pihak Institute dan
juga BEM. Bagaimana kalau kita mendapatkan input dari itu lalu kita tahu bahwa
mahasiswa kita ini dan mungkin kita semua belum begitu lancar mengaji, mahrajnya
belum bagus, tajwidnya belum bagus. “Kita mulai dari hal - hal sederhana
seperti itu.” Jangan sampai pengururs BEM sampai jadi alumni belum tahu
mengaji, itu juga kan musibah. “itulah yang saya maksud tadi dengan menciptakan
iklim kampus yang tidak pernah tidur. Ada orang mengaji di mesjid, ruangan,
kajian - kajian dan sebagainya, pinta dia.
Ramadhan ini tolong dimanfaatkan
secara maksimal oleh BEM untuk menjadi area transpormasi diri. Yang belum tahu
mengaji mungkin dengan ramadhan, bisa lancar mengajinya. “Kita bisa manfaatkan
ramadhan ini dengan kepentingan yang lebih menduduki ilmu pengetahuan dan
pemikiran kita dan lain sebagainya.
BEM tidak boleh asing di
masyarakat dan harus ada di tengah - tengah masyarakat. Karena itu mulailah
merancang program kerjasama dengan instansi lintas sektoral. “Saya akan bawa
proposal anda misalnya ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, atau Wali Kota
Ambon.” Silahkan bawa dan kita bangun kerjasama, ujar Toisuta.
Coba melihat satu sisi yang
masyarakat tidak melihat itu, tetapi anda berperan disana misalnya, mengenai kebersihan
Kota. Kalau kita lewat depan gedung DPR kita bisa lihat orang masih buang sampah
diluar dari pada jam yang telah ditentukan. Naik ke gunung malintang, tanjakan
2000, masih ada tumpukan sampah.
Pikirkan sebuah konsep ke Wali
Kota Ambon. Kerjasama BEM IAIN Ambon dengan Pemerintah Kota Ambon untuk apa?
Untuk menangani masalah kebersihan Kota. “Tawarkan kita akan buat stiker untuk
di temple di mobil - mobil angkot, dan mungkin Pemkot akan membantu,” kata dia.
Ini adalah hal - hal kecil yang
berkaitan dengan ekspansi kita ke masyarakat. Sehingga, orang bilang ternyata
IAIN Ambon dan BEM betul - betul memperhatikan persoalan seperti ini. “Pikirkan
proposalnya, kapan dibuat dananya, dan saya akan fasilitasi untuk kita ketemu
dengan walikota,” itulah bagian dari ekspansi kita keluar, tegas Toisuta.
Sebagai sistim yang berada di
dalam IAIN Ambon, “Semua kegiatan BEM harus bersinergi dengan lembaga.
Sehingga, kita bisa mendapatkan cetak diri dari mahasiswa yang unggul dan
berkualitas sesuai visi dan misi IAIN Ambon.” Segera buka sanggar - sanggar
seni sebagai tempat dan wadah untuk menarik minat bakat mahasiswa misalnya, yang
hobi menyanyi, grup band, grup qaidah dan sebagainnya. Ini juga membanggakan
IAIN yang harus dikembangkan secara keseluruhan, aku dia.
“Setelah dilantik kemarin saya ke
pak Gub dan pak Gub mengatakan kepada saya, “Tugas pertama anda adlah merubah
status IAIN manjadi UIN.” Seorang Gubernur yang semangat dengang semnagtnya seperti
itu. Lalu kalau kita tidak bersemangt dengan itu, maka kita mubazir. Jadi anda
membantu saya, paling tidak membantu kami sebagai pimpinan dengan menciptakan
kondusifitas kampus dan kita bergerak untuk menuju pada perubahan status.” Insya
Allah kita akan bentuk tim terkait dengan hal perubahan status tersebut, tandas
Toisuta.
Selamat kepada saudara - saudara
yang telah dilantik sebagai pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), periode
2012 - 2013. “Tetap kita jaga dan pelihara suasana kampus yang aman dan nyaman
sampai nanti kita merubah status Institut Agama Islam Negeri (IAIN), menjadi
Universitas Islam Negeri (UIN) Ambon,” imbuh dia. (M3)
Komentar